Rabu, 17 Mei 2017

“ARTIKEL OBSERVASI PERKEMBANGAN ANAK ”

MAKALAH
ARTIKEL  OBSERVASI PERKEMBANGAN ANAK
Disusun untuk memenuhi tugas USIP II mata kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik 2
Dosen pengampu: Laurentia Aptik, S.psi.


Disusun oleh :

1.      Fransiska Elfrida Rianti                   151134059
2.      Clara Endri Prasetiyani                   151134087
3.      Emanuel Dian Pratama                    151134135
4.      Johan Dwi Kurniawan                     151134184
5.      Maria Magdalena Dwi Ratnawati   151134260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

       I.            PENDAHULUAN
Menurut Kartono (dalam Basuki, 2006) observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.  Banister (dalam Poerwandari, 2001) menyatakan bahwa observasi menjadi metode paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu sosial, karena dalam cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati.
Menurut Narbuko dan Achmadi (2003), dalam penelitian jenis teknik observasi yang lazim digunakan untuk alat pengumpul data ialah :
1.      Observasi Partisipan
 Apabila orang yang melakukan observasi (observer) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang di observasi (observees).
2.      Observasi Non Partisipan
Apabila observer tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
3.      Observasi Sistematis
Observasi sistematik sering disebut juga observasi berkerangka atau observasi berstruktur. Ciri pokok observasi sistematik adalah adanya kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorinya.
4.      Observasi Eksperimental
Observasi yang dilakukan dimana ada observer mengadakan pengendalian unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat dikendalikan untuk menghindari atau mengurangi timbulnya faktor-faktor yang secara tidak diharapkan mempengaruhi situasi penelitian.
Menurut Moleong (1990) observasi berdasarkan pengamatan dibedakan atas :
1.      Observasi Berstruktur.
Observasi berstruktur yaitu observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan pedoman pengamatan.
2.      Observasi tidak berstruktur.
Observasi tidak berstruktur yaitu observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya dan melakukan pengamatan secara bebas.
            Pada observasi kali ini berdasarkan pengamatan observasi berstruktur yaitu observasi dimana pengamat menggunakan pedoman pengamatan.
            Tujuan observasi yaitu mendeskripsikan kejadian orang kegiatan dan maknanya bagi mereka, (bukan bagi obsever) dan memperoleh data ilmiah yang akan digunakan untuk penelitian maupun untuk tujuan assessment.
            Manfaat observasi adalah  Mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti atau yang terjadi. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, mendekati masalah secara induktif. Peneliti dapat melihat hal- hal yang  oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu. Memperoleh data tentang hal hal yang  tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawancara. Mengatasi persepsi selektif yang biasanya dimunculkan individu pada saat wawancara. Memungkinkan peneliti merefleksi dan  bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena.
II.      ISI











III.         PENUTUP
Kesimpulan
        Hasil dari observasi tersebut menyatakan bahawa tahap perkembanagn kognitif menurut Vygotsky dalam teori Scaffoding,sebagian anak sudah mampu mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Mereka mampu menjelaskan kepada temannya yang belum bisa mengerjakan soal. Namun masih ada yang perlu adanya pendampingan bagi anak yang belum bisa memahami atau mengerjakan sendiri. Penggunaan teori Zona Perkembangan Proksimal membuat anak dapat benteraksi dengan teman sebayanya dan pembelajaran dengan teman sebaya dapat meningkatkan hasil pembelajaran, mereka dapat bertukar pikiran. Kepeduli anak juga akan meningkat ia akan mengajari temannnya yang belum bisa. Pembelajaran dengan kelompok juga akan lebih efktif jika penggelolaan penyususnan kelompok merata. Perkembangan bahasa anak sudah sesuai dengan tahap perkembangan bahasa menurut Chomsky. Sebagian besar anak mampu  berbahasa lisan dengan struktur kalimat yang baik dan benar, anak juga sudah mampu menyeritakan suatu ke jadian yang urut, dan pemerolehan bahasa sudah sesuai tahapan usiannnya.


















DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.i d/bitstream/123456789/29458/4/Chapter%20II.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH SEDERHANA “DISLEKSIA"

MAKALAH SEDERHANA “DISLEKSIA” Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen pengam...