MAKALAH
“ARTIKEL OBSERVASI PERKEMBANGAN ANAK ”
Disusun
untuk memenuhi tugas USIP II mata kuliah Perkembangan dan Belajar Peserta Didik 2
Dosen
pengampu: Laurentia Aptik, S.psi.
Disusun oleh :
1.
Fransiska Elfrida Rianti 151134059
2.
Clara Endri Prasetiyani 151134087
3.
Emanuel Dian Pratama 151134135
4.
Johan Dwi Kurniawan 151134184
5.
Maria Magdalena Dwi Ratnawati 151134260
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA
DHARMA
YOGYAKARTA
2016
I.
PENDAHULUAN
Menurut Kartono (dalam Basuki, 2006) “observasi adalah studi
yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis
dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Banister (dalam Poerwandari, 2001) menyatakan
bahwa observasi menjadi metode paling dasar dan paling tua dari ilmu-ilmu
sosial, karena dalam cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses
mengamati.
Menurut Narbuko dan Achmadi (2003),
dalam penelitian jenis teknik observasi yang lazim digunakan untuk alat
pengumpul data ialah :
1.
Observasi Partisipan
Apabila orang yang melakukan observasi (observer)
turut ambil bagian
atau berada dalam keadaan objek yang di observasi (observees).
2.
Observasi Non Partisipan
Apabila observer tidak
ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
3.
Observasi Sistematis
Observasi sistematik
sering disebut juga observasi berkerangka atau observasi berstruktur. Ciri
pokok observasi sistematik adalah adanya kerangka yang memuat faktor-faktor
yang telah diatur kategorinya.
4.
Observasi Eksperimental
Observasi yang
dilakukan dimana ada observer mengadakan pengendalian unsur-unsur
penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai
dengan tujuan penelitian dan dapat dikendalikan untuk menghindari atau
mengurangi timbulnya faktor-faktor yang secara tidak diharapkan mempengaruhi
situasi penelitian.
Menurut
Moleong (1990) observasi berdasarkan pengamatan dibedakan atas :
1.
Observasi Berstruktur.
Observasi berstruktur
yaitu observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan
pedoman pengamatan.
2.
Observasi tidak
berstruktur.
Observasi tidak
berstruktur yaitu observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya dan
melakukan pengamatan secara bebas.
Pada
observasi kali ini berdasarkan pengamatan observasi berstruktur yaitu observasi
dimana pengamat menggunakan pedoman pengamatan.
Tujuan
observasi yaitu mendeskripsikan kejadian orang kegiatan dan maknanya bagi
mereka, (bukan bagi obsever) dan memperoleh data ilmiah yang akan digunakan
untuk penelitian maupun untuk tujuan assessment.
Manfaat
observasi adalah Mendapatkan
pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti atau yang terjadi. Peneliti
lebih bersikap
terbuka, berorientasi pada penemuan daripada
pembuktian,
mendekati masalah secara induktif.
Peneliti dapat melihat hal- hal yang oleh partisipan
kurang disadari
atau partisipan
kurang mampu merefleksikan pemikiran
tentang pengalaman
itu. Memperoleh
data tentang hal – hal yang tidak diungkapkan
secara terbuka
dengan wawancara.
Mengatasi persepsi
selektif yang biasanya
dimunculkan individu
pada saat wawancara. Memungkinkan
peneliti merefleksi
dan bersikap introspektif
terhadap penelitian
yang
dilakukan. Impresi dan perasaan pengamat
menjadi bagian untuk memahami
fenomena.
II. ISI
III.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil
dari observasi tersebut menyatakan bahawa tahap perkembanagn kognitif menurut
Vygotsky dalam teori Scaffoding,sebagian anak sudah mampu mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Mereka mampu
menjelaskan kepada temannya yang belum bisa mengerjakan soal. Namun masih ada
yang perlu adanya pendampingan bagi anak yang belum bisa memahami atau
mengerjakan sendiri. Penggunaan teori Zona Perkembangan Proksimal membuat anak
dapat benteraksi dengan teman sebayanya dan pembelajaran dengan teman sebaya
dapat meningkatkan hasil pembelajaran, mereka dapat bertukar pikiran. Kepeduli
anak juga akan meningkat ia akan mengajari temannnya yang belum bisa.
Pembelajaran dengan kelompok juga akan lebih efktif jika penggelolaan
penyususnan kelompok merata. Perkembangan bahasa anak sudah sesuai dengan tahap
perkembangan bahasa menurut Chomsky. Sebagian besar anak mampu berbahasa lisan dengan struktur kalimat yang
baik dan benar, anak juga sudah mampu menyeritakan suatu ke jadian yang urut,
dan pemerolehan bahasa sudah sesuai tahapan usiannnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.i
d/bitstream/123456789/29458/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar